sponsor

Selasa, 14 Juli 2015

Kisah sukses Pengusaha Kelas Dunia Untuk Inspirasi dan motivasi

Kisah Sukses Pengusaha Kelas Dunia
Polyethylene
Sri Prakash Lohia meraih kesuksesannya melalui perusahaan Indorama. Ada beberapa produk yang ditawarkan di perusahaan ini seperti polypropylene, polyethylene, PET resin, poliested sampai sarung tangan medis. Saat ini pabrik dari perusahaan Indorama dapat dengan mudah ditemui di berbagai kota terutama di Jakarta.
Grup Indorama, perusahaan multi nasional yang terbagi menjadi Indorama Shebin, Indorama IPLIK, dan ISIN Lanka. Dengan produksi polyester, PET resin, Polyethylene, Polypropylene, kain, sampai sarung tangan medis yang diserahkan pengelolannya ke perusahaan bernama Medisa Technologies dan pada tahun 1995 Indorama mengembangkan usahanya di bidang perumahan dan real estate di bawah pengelolaan Indorama Real Estate.

Salah satu rahasia sukses bisnisnya menurut SP Lohia adalah "dengan melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan akal sehat, namun tidak ada yang mampu meniru kreativitasnya." dalam menjalankan kerajaan bisnis miliknya, SP Lohia juga merupakan satu-satunya pengusaha Indonesia yang benar-benar global karena memiliki perusahaan yang terdaftar di bursa efek Thailand melalui ekspansi perusahaan Indorama Ventura PCL yang menjadi sebuah perusahaan polyester yang terintegrasi dan merupakan yang terbesar di dunia, dan berkantor pusat di Jakarta dan London.

Pada tahun 2012, SP Lohia selaku pemilik Indorama Group melakukan tindakan beresiko dengan membeli Old World Industries Inc., sebuah divisi kimia AS yang terletak di Nigeria, dan merupakan perusahaan yang hampir bangkrut dan dijual melalui proses pelelangan.

Namun ternyata dengan sentuhan tangan dingin sang Maestro usaha yang hampir keok ini dirombak secara besar-besaran yang kemudian menjadi sebuah bisnis yang paling menguntungkan dan penyumbang kekayaan terbesar bagi SP Lohia.

Untuk pengelolaan perusahaannya SP Lohia mempercayakan anaknya yang bernama Amit, untuk mengelola bisnisnya yang berada di Afrika dan Indonesia dari Singapura, dan adiknya Aloke menjadi CEO untuk perusahaan yang berada di Negeri Gajah Putih.

Sri Prakash Lohia mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Afrika benar-benar menjadi pusat perhatiannya. Bahkan saat dua Insinyur yang bekerja di Petrokimia Eleme miliknya disandera pada tahun 2007, SP Lohia secara langsung terlibat dalam proses negosiasi pembebasan di Nigeria.

SP Lohia memulai bisnisnya di Benua Afrika saat ia menghadiri Afrika-Asia Summit pada tahun 2005, di mana dia berhasil mengadakan pendekatan dengan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo.

Saat itu ia berhasil membeli sebuah pabrik yang dilelang oleh pemerintah dengan harga US$ 225 juta pada tahun 2006. Saat diakuisisi, kondisi dan situasi pabrik sangat tidak layak dan menyedihkan. Pabrik ini hanya beroperasi dalam jumlah produk yang sangat kecil bila dibandingkan dengan kapasitas seharusnya. Namun dengan tekad bulat disertai dengan kerja keras, SP Lohia mengadakan perbaikan, pemeriksaan, dan pemeliharaan.

Dan tepat pada bulan September tahun 2006 perusahaan ini aktif dan beroperasi kembali dengan berhasil menghasilkan 350.000 poliolefin/tahun, sesuai dengan kapasitas sebenarnya. Hasil produksinya pun tidak hanya dijual di Afrika, namun juga diekspor.

Kisah inspiratifnya yang berhasil melakukan privatisasi terhadap sebuah pabrik yang hampir bangkrut ini sering dikutip dan menjadi sebuah studi kasus untuk privatisasi oleh lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia.

Bahkan menurut SP Lohia, Petrokimia Eleme miliknya telah berhasil menyelamatkan uang pemerintah Nigeria sebesar US $ 1 miliar. Dan menjadi salah satu wajib pajak di sebuah perusahaan besar di Nigeria, dengan berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi 11.000 karyawan tetap maupun karyawan lepas yang merupakan masyarakat sekitar. Untuk mengawasi bisnisnya di Nigeria SP Lohia mengunjunginya setiap 3 bulan sekali.

Meskipun pabrik yang berada di Nigeria merupakan salah satu bisnis yang menyumbang pendapatan terbesar dengan pendapatan mencapai US $ 7 milyar/ tahun. Namun Indorama Group atau Indorama Corporation sebenarnya telah memiliki 39 pabrik yang tersebar di 19 negara.

Dan untuk mengelola dan mengawasi kerajaan bisnisnya ini Sri Prakash Lohia lebih banyak menghabiskan waktunya di London untuk mengawasi bisnisnya yang berada di Afrika, dan di Singapura untuk mengelola bisnisnya yang berada di Indonesia dan Asia Tenggara.

Untuk langkah selanjutnya Sri Prakash Lohia lebih berfokus untuk membidik peluang yang diperhitungkan akan berpeluang terbuka di lima sampai 10 tahun ke depan. SP Lohia saat ini sedang mengerjakan megaproyek di Nigeria, Timur Tengah dan Uzbekistan, yang bernilai sekitar US $ 5 milyar. Dan proyek-proyek ini termasuk sebuah bisnis yang membutuhkan waktu yang lama untuk beroperasi.(berbagai sumber)

Tidak ada komentar: